Segala yang berdebu dan berkabut
segera jadi gelap
di tanganmu
terukir bahasa kalbuku
lewat sajak angin yang berusaha membeku
mendengar suara semacam desah daun cemara
pernah aku menemukanmu
menunduk sedikit pasrah
bertanya padaku dengan suara putus asa
....siapa?...
Ini muara
tempat kita bertemu di penghujung musim hujan
katamu padaku
"Kita layaknya lagu musyafir
didendangkan langkah kaki
tangan menggapai bayangan sendiri
emosi tidak
karena pundakmu memikul takdirku."
Buatmu aku bilang "tidak"
Sebab....
entah kenapa langkah kakiku tiada tuju
tangan tergetar mencapai bayangan sendiri
sedangkan emosiku ada untuk menjalani takdirku
sendiri
Ini muara
tempat kemarau yang kau singgahi
dan sudah berapa senja kita lewati
kau dipelukanku menandai kesunyian hari
2010