Jumat, 31 Desember 2010

SENJA DI MUARA

jadi

kepada yang baru saja ditinggal mati kekasihnya
di situ aku berkaca
kepada senja di muara

kepada tatap matamu sendiri

....dan

hampir saja
hampir kurebut sajak-sajak angin
mendendam darah
dalam tidak satupun kecantikan kudekap

apa kau punya
satu baris saja untuk kunyanyikan?
sebelum kau perdengarkan lain nada

ah tidak!
kenapa musti begini?

kau sekedar mainan kabut senja

aku berdiri
memandang lebih tinggi

tak ada tarian air hujan
tak ada nyanyian sumbang maupun melodi percintaan
tidak ada....

2010

KAU DAN KAWAN SENJAKU

Sepi
sepi....

sementara di luar sepi....
tak kudengar deru angin kembali

....
sekali bermakna
....

.....bagaimana rumitnya memahami para pencinta
yang menerima wujudnya menjadi kelabu.....
"aku kembali....sayang
dalam Basmalah
karena terkenang muara senja ini"

"padamu kubisikkan
kalimat cinta diantara anak-anak yang terlantar
yang miskin perbendaharaan dunia
sekali terucap
-kecuplah keningnya-
dalam kebiasaan angin berhembus lirih"

"sayang...
beri aku juga harapan
apa saja
dan biar dia
menggelayut di dahan-dahan yang nyaris patah"


2010